14 Juni 2009

Kejuaraan Catur Kelompok Umur ASEAN 2009

(Laporan langsung Humas PB Percasi Kristianus Liem dari Hue, Vietnam)
Medina Kembali Sumbang Emas, Dita Perak
Pecatur putri Indonesia WCM Medina Warda Aulia, 12, kembali menyumbangkan medali emas di nomor catur kilat (blitz) Kejuaraan Catur Kelompok Umur ASEAN ke-10 yang berlangsung di Hotel Huong Giang, Hue City, Vietnam, Sabtu (13/6).

Walau dinaikkan ke kategori KU14 putri, Medina tetap mampu menyumbangkan medali emas melalui pertarungan dramatis. Menduduki peringkat empat di babak penyisihan, Medina menyikat lawannya di semifinal Nguyen Thi Thuy Trien (Vietnam) dengan skor telak 2-0.

Kejuaraan Catur Kelompok Umur ASEAN 2009



(Laporan langsung Humas PB Percasi Kristianus Liem dari Hue, Vietnam)
Babak terakhir (babak ke-9) catur standar Kejuaraan Catur Kelompok Umur ASEAN ke-10 yang berlangsung di Hotel Huong Giang, Hue City, Vietnam, Kamis (11/6) malam hanya mempertegas dominasi pecatur putri Indonesia WCM Medina Warda Aulia, 12, untuk kategori KU12 putri setelah Medina kembali memetik kemenangan atas pecatur tuan rumah Bui Ngoc Anh Thi.

Kemenangan tersebut membuat Medina mengumpulkan 8,5 angka, jauh dari peringkat kedua Nur Nabila Azman Hisham dari Malaysia yang meraih 6,5 angka. Medali perunggu nomor ini direbut pecatur Filipina Mira Mirano dengan 6 angka. Selain mendapat medali emas, Medina juga berhak langsung menyandang gelar MFW (Master FIDE Wanita).

Pecatur Indonesia lainnya yang berhasil meraih medali adalah Dita Karenza di KU10 putri. Pada babak terakhir Dita hanya mampu bermain remis melawan pecatur tuan rumah Huynh Thu Truc, sehingga angka yang dikumpulkannya menjadi 6 poin dan berhak atas medali perunggu. Ada dua pemain lain yang sama mengemas enam poin, yaitu Huynh sendiri dan pecatur Filipina Revita Samantha Glo, tapi nilai tie-break Dita lebih baik daripada kedua saingannya tersebut, yaitu 46 banding 45 dan 43.

04 Juni 2009

INKOPPOL CUP III 2009 TURNAMEN CATUR BEREGU SEMAKIN DIMINATI




KONON, pada awalnya, catur merupakan pertandingan antara 2 orang saja, satu memegang buah putih dan satunya lagi memegang buah hitam. Ketika salah satu pemain menang terus menerus saat menghadapi berbagai lawan di berbagai kejuaraan (sang juara), timbul pemikiran bagaimana cara meruntuhkan hegemoni sang juara agar hasil akhir sebuah turnamen tidak “membosankan” dimonopoli oleh satu orang saja – juga untuk menghindari komentar/ucapan: dia lagi – dia lagi juaranya, bosan ahh! – maka dikonseplah pertandingan catur beregu, mulai dari 3 lawan 3 pemain, 4 lawan 4 pemain, hingga 8 lawan 8 pemain (sesuai jumlah baris dan lajur pada papan catur) atau bahkan lebih... Olimpiade catur lebih memilih menggunakan konsep 4 lawan 4 pemain, dengan tidak “melupakan” asal-mula permainan catur yang merupakan pertandingan perseorangan, maka ditetapkanlah juga pemain papan 1 hingga pemain papan 4 terbaik... Kira-kira begitulah sejarah pertandingan catur beregu, yang kami ringkas sebisa-bisanya dari belasan buku/sumber menjadi hanya satu paragraf saja... 


INKOPPOL CUP OPEN III-2009
Menggunakan sistem pertandingan Swiss 6 babak dan format Catur Cepat 25 menit, turnamen catur beregu yang dilaksanakan di LTC Glodok Lantai 2 pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2009 ini diikuti oleh 38 regu peserta, yang merupakan regu-regu papan atas di tanah air. Melihat dari jumlah regu yang berpartisipasi, turnamen yang panitianya diketuai oleh Ketua Bhayangkara Chess Club: Kombes Pol Drs Henri Askhari, tergolong sukses. Total hadiah yang disediakan Rp 15 juta untuk 10 regu peringkat teratas dan 3 regu terbaik khusus regu Polri.